Halo teman Jenama, apa kabar?
Kita sering mendengar istilah "Brand" dalam kehidupan sehari-hari, seperti brand mewah, brand terkenal, brand baru hingga istilah yang paling disukai para blogger yaitu "kerja sama brand", hehe. Tapi apakah teman-teman sudah tahu, apa brand itu sebenarnya? Apakah brand itu sama dengan perusahaan? Ataukah sama dengan produk?
Pada artikel ini, mari kita coba mengenal lebih jauh mengenai brand bersama Ruang Jenama!
Definisi Brand Menurut KBBI, American Marketing Association dan Ahli
Secara harfiah, arti brand dalam bahasa Indonesia adalah merek atau jenama. Menurut KBBI, merek adalah tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan sebagainya) pada barang yang dihasilkan, atau berfungsi sebagai tanda pengenal.
Sementara menurut American Marketing Association (AMA), brand (merek) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang dan jasa pesaing.
Berbagai komponen merek yang mengidentifikasi dan membedakannya dengan pesaing, disebut dengan elemen merek (Brand Elements). Sehingga berdasarkan definisi dari AMA, "brand memiliki brand elements yang membedakannya dengan pesaing".
Brand Elements : nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semuanya.
Keller & Swaminathan (2020) mengatakan bahwa pemberian merek sudah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu, yang fungsinya sebagai sarana untuk membedakan barang dari satu produsen dengan barang dari produsen lain. Kata merek berasal dari kata bahasa Norse Kuno yaitu "brandr", yang berarti "membakar", karena dari dulu hingga sekarang "brandr" masih menjadi metode yang digunakan pemilik ternak untuk menandai dan mengidentifikasi hewan mereka.
Brand versus Perusahaan
Sekarang pertanyaannya adalah apakah brand sama dengan perusahaan?
Saya pernah mengira brand dan perusahaan itu adalah hal yang sama, dan saya yakin nggak hanya saya yang berpikir demikian. Contoh, saat mendapatkan tawaran kerja sama blog dengan sebuah brand, yah, saya menganggapnya kerja sama dengan sebuah perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tentang definisi brand di atas, bisa dipahami bahwa brand dan perusahaan itu jelas berbeda. Dimana menurut KBBI, brand merupakan (n) tanda pengenal. Sementara, definisi perusahaan dalam KBBI adalah (n) organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha.
Dalam pemberian nama sebuah brand, perusahaan memiliki berbagai strategi, seperti berikut :
- Menggunakan nama perusahaan untuk semua brand
Contoh : Samsung menggunakan nama perusahaan untuk semua brand mereka, seperti ponsel, AC dan TV.
- Memberikan nama brand yang berbeda sesuai kategori atau bahkan untuk jenis produk yang sama
Contoh : Indofood memiliki berbagai brand makanan dan untuk kategori produk mie juga punya berbagai brand seperti Indomie, Sarimi, Sakura, dan Pop Mie.
- Memberikan nama brand seperti nama orang (pemilik perusahaan)
Contoh : brand pakaian muslim di Indonesia seperti Ria Miranda, Dian Pelangi & Jenahara
- Memberi nama brand sesuai tempat
Contoh : Korean Air, Kentucky Fried Chicken, Optik Melawai
- Memberi nama brand berdasarkan nama binatang
Contoh : Puma, Red Bull, Garuda Indonesia
- Memberi nama brand sesuai jenis produk atau menggambarkan produknya
Contoh : Aqua (dalam bahasa latin maknanya air), Burger King, Teh Botol Sosro
Brand versus Produk
Berdasarkan KBBI, definisi produk adalah (n) barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.
Namun sebenarnya dalam lingkup marketing, produk itu tidak hanya sebatas barang dan jasa. Pada artikel sebelumnya sudah dijelaskan bahwa ada 10 jenis/domain produk yang bisa dipasarkan, yaitu barang, jasa, acara, pengalaman, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide.
Keller & Swaminathan (2020) menjelaskan ada 5 tingkatan makna untuk produk, yaiu :
1. Tingkat manfaat inti (core benefit level)
adalah kebutuhan atau keinginan dasar konsumen yang dapat dipenuhi dengan mengonsumsi produk atau jasa tersebut.
2. Tingkat produk generik (generic product level)
adalah versi dasar dari produk yang hanya mengandung atribut atau karakteristik yang benar-benar diperlukan untuk fungsinya, tanpa fitur pembeda.
3. Tingkat produk yang diharapkan (expected product level)
adalah sekumpulan atribut atau karakteristik yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli saat mereka membeli sebuah produk.
4. Tingkat produk yang ditingkatkan (augmented product level)
mencakup atribut produk tambahan, manfaat, atau layanan terkait yang membedakan produk dari pesaing.
5. Tingkat produk potensial (potential product level)
mencakup semua penambahan dan transformasi yang mungkin akan dialami produk di masa depan.
Berikut contoh dari penjelasan di atas :
Contoh Perusahaan, Brand dan Produk
Berdasarkan definisi dari KBBI dan ahli, kita sudah paham bahwa brand, perusahaan dan produk adalah hal yang berbeda namun saling berkaitan. Untuk lebih memahaminya, berikut contoh yang lebih detail (masih) menggunakan contoh perusahaan yang sudah dibahas pada artikel sebelumnya.
Nama Perusahaan : PT Paragon Technology and Innovation
Nama Brand : WARDAH, EMINA, KAHF, MAKE OVER, PUTRI dan lainnya
Contoh Produk dari brand WARDAH:
- Goods (barang) : makeup, skincare, dan body care.
- Services (jasa) : jasa Personal Color Test.
- Ideas : Wardah dikenal dengan kosmetik halal pertama di Indonesia, dan sekarang makin fokus dengan filosofi mereka “Halal Green Beauty”.
Demikian penjelasan singkat tentang Apa itu Brand? - Defini, Perbedaan Brand dengan Perusahaan dan Produk dan Contoh. Semoga artikel ini bermanfaat bagi semua orang yang membacanya. Dan jika ada tambahan atau koreksi, silakan tuliskan di kolom komentar.
Terima kasih.
Ruang Jenama
Oh ternyata Emina dan Kahf itu masuk perusahaan paragon juga ya. Keren deh Paragon
ReplyDeleteIya kak, aku malah awalanya kaget kalau Make Over juga dari Paragon, yang berarti saudaraan sama Wardah. Itu teknik pengembangan bisnis mereka yaitu menguasai berbagai target pasar di dunia kosmetik.
DeleteDengan segmen yang berbeda, mereka bisa meraih pangsa pasar yang lebih luas yaa..
DeleteEmina makin oke deh.. brand-nya terus memberikan gebrakan produk baru yang hasilnya semakin memuaskan. Aku awalnya FOMO. Tapi ternyataa.. senyaman itu pake Emina.
Penjelasan tentang brand-nya sangat komprehensif dan mudah dipahami, apalagi buat pemula yang mau bangun bisnis. Langsung paham bedanya brand perusahaan dan produk!
ReplyDeletemakasih kak. Iya kak, sebagai pemula, kita wajib tau perbedaan ketiganya.
DeleteWahh jadi tahu deh soal brand. Pentingnya untuk membangun brand sendiri. Apalagi zaman sekarang ini, pasti brand yang bakalan dicari oleh klien. Membuat brand nama sendiri memang harus wajib sih...
ReplyDeleteAku awalnya masih mengira kalau brand itu sama dengan perusahaan. Mungkin terpengaruh sama perusahaan yang memberi nama produknya dengan nama perusahaan. Kayak ASUS dan SAMSUNG.
ReplyDeleteBener banget kak, perusahaan besar kayak Samsung dan Asus membuat kita mengira bahwa perusahaan dan brand itu sama.
DeleteTiap kali mampir ke blog ini selalu dapat insight baru, seperti lagi di ruang kuliah. Asyik banget
ReplyDeletedulu sempet kaget sama PT Paragon, kirain salah satu mall, hahaha! ternyata itu yang punya brank Make over, biasa aku pake. ngerti juag karena ada mba-mba BA wardah yang suka main ke kantor terus baru geh "ooohhh, paragon tuh PT nya toh?" hihhihii maluuu...
ReplyDeleteBrand itu istilah lain dari merek mungkin ya kaak. Dan brand itu dikatakan berhasil jika menempel dalam ingatan banyak orang. Contohnya odol, itu kan sebenarnya nama merek atau brand yaa...tapi sekarang semua jenis pasta ggigi orang bilangnya odol. Atau kodak, itu kan jenis brand kamera yaa, tapi orang kalau bilang kamera apapun brand nya pasti bilangnya kodak.
ReplyDeleteSuka bgt belajar ttng brand awareness dan filosofinya sprti ini.
ReplyDeleteNice info, Kak.
Btw Paragon mnrtku udh buat brand skincare dan kosmetik yg keren bgt. Skrng saya pun salah satu penggunanya krna tertarik dgn ciri khasnya "produk halal"
Terimakasih sharing pencerahan nya Kak..jadi makin paham dg perbedaan antara brand, produk dan perusahaan..
ReplyDeleteMemilih nama brand sendiri biasanya juga tidak sembarangan ya, kak. Brand biasanya memiliki arti dan filosofinya sendiri yang membuatnya juga bisa diingat orang
ReplyDeleteMenarik juga ternyata brand bisa mewakili ide, bukan cuma barang atau jasa. Aku baru tahu soal jasa Personal Color Test dari Wardah, itu termasuk inovatif sih.
ReplyDeleteAwalnya daku juga berpikir sama kak.
ReplyDeleteCuma pas engeh di bawah nama brand suatu produk ada tulisan nama PT nya, nah baru deh ngerasa, iyaya ternyata berbeda
Wah iya juga, aku selama ini mengira brand dan perusahaan adalah dua hal yg sama. Ternyata kalo diperhatikan sangat beda banget ya. Terima kasih atas sharingnya kak
ReplyDeleteKeren ya brand-brand yang tercipta dari 'tangan-tangan' yang sama tuh, kek kepikiran aja dan harus bisa sama-sama bagus namanya. Masya Allah
ReplyDeleteSalah satu kata campuran asing yang paling akrab ditelinga adalah barang branded, padahal sama saja bila disebutkan bermerek (populer).
ReplyDeleteMakasih penjelasannya yang disertai contoh, jadi makin mudah dipahami.